Setelah Membaca Ini, Kamu Akan Berfikir Ulang Menghina Janda dan Bergurau Terhadapnya!
Senin, 03 Oktober 2016
Edit
Ilustrasi |
Sekumpulan laki-laki yang belum menikah dan beberapa diantaranya telah beristri dalam sebuah perkunmpulan tak resmi bercanda soal janda. Entah apa yang mereka inginkan dari perbincangan tersebut.
Mulanya salah satu dari mereka membagikan berita tentang banyaknya jumlah janda karena pernikahan tanpa ilmu dan iman, gurauan mereka semakin tidak manusiawi. Terlalu berlebihan hingga terdengar secara nyata menghina para perempuan yang berstatus janda.
Salah seorang di antara mereka berkata,
“Sayang banget ya nikah sama janda. Sayang khitannya.”
Dan banyak lagi kalimat-kalimat menghina yang ditujukan kepada janda, Hal itu semakin menunjukkan dangkalnya logika mereka sebagai seorang manusia yang sudah pasti terlahir dengan perantara ayah dan ibunya.
Padahal dalam Islam sendiri bercanda itu diperbolehkan. Namun ada syaratnya. Salah satunya adalah tidak bercanda dengan sesuatu yang berbau dusta. Kedua, tidak berlebihan dalam bercanda. Ketiga, tidak ada maksud untuk merendahkan atau menghina yang lain. Jika tiga syarat itu dilanggar, bercanda seseru apa pun akan menjadi dosa. Jika sudah berbuat dosa, pembahasannya bisa menjadi sangat panjang.
Ketika seseorang bergurau tentang janda, saya hanya berpikir bahwa otak mereka sedang trouble. Saya tidak berani mengatakan tidak waras, karena saya yakin bahwa mereka bisa berpikir dengan baik. Hanya saja, mereka tak mau melakukannya.
Bagaimana mungkin mereka tega menghina janda, Karena seburuk apa pun seorang janda itu, tatkala ada begitu banyak sosok-sosok yang ditinggal suami dan justru menemukan kecemerlangan dalam hidup lantaran menjalani ujian menjalani kehidupan di dunia tanpa suami dengan tabah.
Bukankah 10 dari 11 istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam adalah para janda? Dan hanya satu yang dinikahi dalam keadaan belum bersuami.
Artinya, jika kalian hendak berpikir ekstrim, maka nikahlah pertama kali dengan janda saat usia kalian 25 tahun dan janda itu berumur 40 tahun layaknya Rasulullah yang menikahi Ibunda Khadijah.
Bukan hanya itu, Nikahilah seorang wanita yang sudah dua kali menikah, atau kalian harus menjadi laki-laki ketiga sebagaimana langkah yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Setelah istri pertama meninggal dunia, jangan dulu menikahi wanita yang belum pernah menikah dengan usia belasan tahun. Sebab, istri kedua Nabi adalah Ummu Saudah binti Zum’ah yang kala dinikahi Nabi berstatus sebagai janda beranak lima.
Baru setelah itu, silakan menikahi wanita yang belum pernah menikah sebagaimana Rasulullah menikahi Bunda ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhuma.
Jadi, disadari atau tidak, langsung atau tidak, Jika Anda menghina wanita yang berstatus Janda, maka Anda telah menghina Bunda Khadijah dan Bunda Saudah serta Ummul Mukminin lainnya, meski dengan gurauan.
Dan satu hal yang mungkin kita lupa; ibu, istri, atau saudara perempuan kita amat sangat berpeluang untuk menjadi janda! Dan ketika itu benar-benar terjadi, penyesalan sudah tak bermakna lagi. Penyesalan tak akan bisa menunda hadirnya kematian.
Wallahu A'lam.