Gatot Nurmantyo Minta KSAD Pulang Kampung Jika tak Berani Putar Film G-30S/PKI
Jumat, 21 September 2018
Edit
Akhwat Muslimah - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menantang keberanian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angakatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono untuk memutar kembali film peringatan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 30 September 1965 atau yang biasa dikenal dengan G-30S/PKI.
Menurut Gatot, jika KSAD tidak berani memerintahkan untuk menggelar acara nonton bareng (nobar) film G-30S/PKI, maka ia ragu KSAD akan mampu memimpin prajurit pemberani dan jagoan-jagoan seperti Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD.
“Kok KSAD-nya penakut. Ya sudah pantas lepas pangkat,” tulis Gatot di akun Instagram pribadinya @nurmantyo_gatot, Kamis (20/9).
Gatot menekankan agar KSAD mengetahui tak ada hukuman mati untuk perintah nonton bareng PKI. Dia mengungkapkan hukuman paling tinggi terhadap KSAD adalah copot jabatan, bukan copot nyawa. Untuk itu, Gatot menyindir jika KSAD tetap takut, lebih baik sekalian pulang ke kampung halaman.
“Kalau takut, pulang kampung saja. Karena kasian nanti prajuritnya disamakan dengan pemimpin penakut,” tegas Gatot.
Sifat penakut yang melekat pada KSAD yang takut untuk mengeluarkan perintah nonton bareng, imbuh Gatot, akan menjatuhkan harga diri prajurit TNI AD yang terkenal di dunia sebagai pemberani dan super nekat.”Tapi saya yakin KSAD dan Panglima TNI bukan tipe penakut. Kita lihat saja pelaksanannya,” pungkas Gatot.
Pernyataan Gatot yang dia unggah di akun media sosialnya itu merupakan hasil kutipan wawancaranya dengan koran harian Rakyat Merdeka yang terbit, Rabu (20/9).
Saat masih menjadi panglima TNI, Gatot meminta agar pemutaran film G-30 S/PKI ditonton bersama para prajurit TNI hingga ke daerah-daerah di Indonesia.
Gatot kala itu mengatakan pemutaran ulang film tersebut bertujuan untuk mengingatkan kepada seluruh bangsa Indonesia tentang peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965 silam agar tidak terulang lagi di masa sekarang.
Gatot menyampaikan pemutaran film tersebut bukan bertujuan untuk mendeskreditkan atau menyalahkan salah satu pihak, tetapi untuk memberikan gambaran tentang peristiwa kelam yang pernah terjadi di masa lalu. Lebih lanjut, Gatot menegaskan pemutaran film tidak untuk menumbuhkan dendam pada pihak-pihak tertentu.
Sumber : ngelmu.co