Apa harus jadi janda dulu baru bisa terima poligami ?
Jumat, 22 Juli 2016
Edit
Peringatan! Komentator di larang cakar-cakaran
*status pengamatan kecil-kecilan*
** ** **
Pernah ndak sekilas dengar obrolan para suami yang lagi basa-basi sama ikhwan yang bujang mengenai memilih calis shalihah [calon istri] diantara nasihat mereka begini kurang lebih:
“Antum kalau cari akhwat untuk dijadikan istri pertama, sebaiknya antum pilih gadis muda yang menentramkan pandangan antum [cantik menurut antum]. Karna kalau di awal-awal antum asal pilih, apakah usianya yang jauh di atas antum, ataukah janda, atau yang wajahnyapun biasa aja menurut antum, maka jangan gigit jari jika nanti antum akan dipersulit untuk menikah lagi meski pada awalnya akhwat itu mengatakan akan mengizinkan antum poligami.
Namanya perempuan yaa akhi, apakah dia tua atau muda sama saja, kecemburuan mereka luar biasa, sudah akalnya kurang, terkadang kecemburuan mereka menutup akalnya pulak. Tidak jarang mereka menarik ucapannya yang semula mengizinkan antum poligami, ketika tiba masanya antum ingin menikah lagi, maka dia akan mencari banyak alasan untuk menggagalkan keinginan antum. Lebih-lebih jika dia mengetahui bahwa calon madunya memiliki kelebihan apakah ianya lebih muda, atau lebih cantik, atau hafizhah dan yang lain-lain.. maka jangan heran kalau ia akan mencari beribu alasan untuk menggagalkan rencana antum.
Nah kalau diawal pernikahan antum sudah memilih calis yang menentramkan pandangan antum, jika ternyata antum dipersulit poligami pun tidak terlalu kecewa, karna istri antum di rumah mampu membantu menundukkan pandangan antum dari wanita-wanita liar di jalanan.
Tapi jika diawal-awal antum asal pilih, dan fitnah syahwat masih sangat meresahkan antum meski antum sudah menikah, sedang istri antum tidak membolehkan antum menikah lagi, maka jangan menyesal jika antum hanya bisa gigit jari nantinya. He he he.”
** ** **
Di lain tempat, bahkan para ustadz pun angkat bicara, “Antum.. kalau nunggu istri antum ridho antum poligami, gak akan terjadi yaa akhi”
** ** **
Maka saya melakukan pengamatan kecil-kecilan dilingkungan saya tinggal, yang saya dapatkan:
#Semua meyakini bahwa poligami itu bagian dari syari’at.
#Banyak wanita yang mengaku, mengizinkan suaminya ber-poligami.
#Di antara yang mengizinkan suaminya ta’addud, maka diantara mereka:
-ada yang tetap monogami karna suaminya merasa belum mampu untuk melakukannya,
-ada yang mengizinkan suaminya menikah lagi untuk yang ke-3 atau ke-4,
-adapun menikah untuk yang ke-2 sebagian mereka berupaya menggagalkan rencana suaminya krn khawatir cinta sang suami berkurang [admin megang kaca],
-yang lainnya lagi berupaya menggagalkan setelah tau [merasa] bahwa calon madunya ternyata lebih unggul darinya entah calmad itu lebih muda, atau lebih cantik, atau lebih pintar atau yang lain-lain.
-de el el
#Diantara yang benar-benar mengizinkan, bahkan mencarikan, maka dari pengamatan kecil-kecilan ini membuahkan hasil:
-istri pertama belum juga bisa memberikan keturunan,
-istri pertama sudah menpos
Nah kalau sebatas dilingkungan saya, yang benar-benar terlaksana [yang bener-bener jadi ta’addud] adalah point *mengizinkan suaminya menikah lagi untuk yang ke-3 atau ke-4 dan *istri pertama belum juga bisa memberikan keturunan..
** ** **
Kejadian-kejadian NYATA yang terjadi ‘ketika si cantik dilanda cemburu’ yang sebelumnya mereka mengizinkan suaminya menikah lagi;
Sejenak rubah peran kita, bayangkan posisi kita pada calmad.. yang mana ia adalah seorang janda dengan anak
*Maunya sih bujang, tapi bujang maunya gadis..
*Yaudah duda juga gak apa-apa, sama saja.. duda ber-anak pun tidak papa.. dududu dudanya mau gadis juga, duda ber-anak juga mau gadis, kalaupun memang janda, maunya janda tanpa anak!
??? adanya apaaa ???
*tinggal lelaki beristri :’( beraaat rasanya, tapi gimana lagi? Siapa lagi? Ana sama seperti anti.. sebagaimana anti butuh seseorang untuk berbagi suka dan duka, seseorang yang dadanya sebagai tempat kita bersandar dan yang lain, maka ana pun begitu :’(
Beraaat.. karna disini ia tidak berhadapan dengan sang lelaki yang telah beristri.. tapi ia berhadapan dengan ISTRI nya yang sedang bergemuruh kecemburuan di dalam dadanya
Jadi gimana??? Jadi gimana kalau antunna ada di posisinya? Sendiri sampai mati??? Yakin?
****************************************************************
Catatan: status ini murni renungan untuk diri pribadi yang terkadang masih memperturutkan kecemburuannya :’(
Yang masih memiliki suami mari bersyukur, sesungguhnya diluar sana banyak saudari kita yang berjuang keras menafkahi anak-anaknya berperan ganda menjadi ibu dan ayah bagi anak-anaknya karna kesulitan mencari ayah untuk buah hatinya..
Ia kesulitan, bujang mana yang mau dengannya ?
Ia kesulitan, duda mana yang mau dengannya dan anak-anaknya ?
Ia kesulitan, istri mana yang ridha suaminya menikah lagi ?
taken from : Wall Fb