Keutamaan Menikahi Perempuan Gadis dan Anjuran Rasulullah Menikahinya
Minggu, 31 Januari 2016
Edit
Ilustrasi
Keutamaan Menikahi Perempuan Gadis dan Anjuran Rasulullah Menikahinya
Jika sebelumnya kami telah mempublish artikel dengan judul "Keutamaan menikahi janda", maka tulisan ini adalah sebaliknya, yaitu keutamaan menikahi gadis. Jika anda tertarik tak ada salahnya anda juga membaca: Beberapa keuntungan menikah dengan wanita yang lebih tua
Dalam sebuah riwayat shahih riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumullah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada sahabat mulia Jabir Radhiyallahu ‘anhu yang akan menikah. Beliau bertanya, “Apakah (kamu menikah) dengan janda atau perawan?”
Saat Jabir menjawab “Janda”, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kedua kali, “Mengapa tidak dengan perawan hingga kamu bisa bergurau dengannya dan dia pun bisa bergurau denganmu?”
Meski dalam kelanjutan hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membenarkan tindakan sahabatnya yang menikahi janda, pertanyaan Rasulullah dalam riwayat ini merupakan salah satu bukti bahwa perawan memiliki beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh janda. Meskipun, janda pun memiliki kelebihan lain yang tidak didapati pada diri seorang perawan.
Perawan didefinisikan sebagai perempuan yang belum pernah melakukan jima’ atau belum pernah menikah. Definisi ini penting untuk dipastikan sebab banyak sekali wanita masa kini yang belum menikah, tapi tidak gadis lagi. Perawannya dijual, bahkan diberikan secara gratis kepada laki-laki yang tidak bertanggungjawab, atau direnggut secara paksa oleh laki-laki tak bermoral.
“Perempuan-perempuan yang masih perawan,” tutur Drs Muhammad Thalib dalam Menuju Pernikahan Islami, “belum pernah mengenal kemesraan dengan laki-laki lain, sehingga hatinya masih polos dan masih bersih.”
Perasaan bagi perempuan sangatlah penting dan mendominasi. Ada begitu banyak kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia karena seorang istri masih memiliki bayangan masa lalu, entah dengan pacarnya atau mantan suaminya.
“Ia,” lanjutnya menjelaskan, “tidak memiliki kenangan masa lalu dengan laki-laki lain, sehingga ketika bercengkerama dengan laki-laki baru yang menjadi suaminya, hati dan angan-angannya hanya tertuju pada suaminya.”
Bukan hanya perawan secara fisik, tapi juga hati yang benar-benar baru dan belum pernah dijamah oleh laki-laki lain. “Seluruh perhatian, cinta, serta kasih sayangnya dicurahkan kepada suami tanpa membandingkan dengan laki-laki lain.” tegas salah satu pakar pernikahan islami ini.
Inilah hikmah agung di balik perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menikahi perawan. Terbukti, keutamaan, hikmah, serta rahasia ini hanya didapati pada diri seorang perawan, dan sukar djumpai dalam diri janda, kecuali janda-janda yang memang dipilih oleh Allah Ta’ala.
Penting menjadi catatan, meski menganjurkan umatnya untuk memilih perawan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam justru lebih banyak menikahi janda. Nah!
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]