Astaghfirullah, PSK Dolly Naik Haji Dari Hasil Melac*r
Sabtu, 26 September 2015
Edit
Siti Azizah, Pekerja Seks Komersial (PSK) yang telah sekian lama malang melintang di Lokalisasi Dolly ini menunaikan ibadah haji dari hasil melacur.
Ia mengatakan, soal diterima atau tidak ibadahnya, karena menggunakan uang dari hasil melac*r untuk naik haji, itu bukan urusannya. Tapi urusan sang Pencipta. Ia mengklaim, yang terpenting baginya adalah niat.
Kepada wartawan sebagaimana dikutip Sindo, Siti mencurahkan isi hatinya. Dia mengaku terpaksa dan tidak pernah sebelumnya berniat menjadi pelac*r dan hidup di Lokalisasi Dolly, seperti nasib membawanya sekarang.
“Saya tidak tahan dengan suami saya. Akhirnya saya cerai. Setelah cerai, saya terpaksa membanting tulang menghidupi anak saya. Anak saya ada lima. Untuk bisa bertahan hidup, saya terpaksa menjadi PSK,” ujar Siti, kepada saat berbincang dengan wartawan Sindo, Kamis (12/6/2014).
Dengan mata berkaca-kaca, perempuan asal kota Malang ini mengaku, dari hasil melac*r dan melayani para pria hidung belang di Dolly, dia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga lulus kuliah.
Saat ini, masih ada dua lagi anaknya yang duduk di bangku SMA. Saat ini, Siti sudah tidak menjadi pelac*r.
Dia sudah naik pangkat menjadi mucikari, dan memiliki 17 anak buah (PSK). Hampir semua PKS yang bekerja untuknya adalah yatim piatu.
Diambilnya PSK dari yatim piatu ini dengan alasan, mereka butuh makan untuk hidup setiap hari, karena tidak ada lagi orangtua yang dapat menghidupi mereka.
“Saya harap, anak-anak saya ini (ke-17 PSK) nantinya bisa dapat suami yang baik dan dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Dengan begitu, mereka tidak lagi hidup dari Dolly,” katanya dengan suara serak.
Siti mengungkapkan, dalam waktu dekat, dia akan kembali berangkat ke Mekkah untuk melakukan umrah. Sebelumnya, Siti sudah pernah menunaikan ibadah Haji.
Ia mengklaim, kedatangannya ke Tanah Suci ini tidak hanya untuk tujuan ibadah, tapi juga mengharap barokah. Dia juga mengatakan, ingin menepis anggapan bahwa perempuan yang hidup di lokalisasi itu jauh dari agama.
“Saya mohon, tolong dengarkan curahan hati seorang janda ini. Saya hanya ingin bertahan hidup. Saya memang bukan seorang kiai, tapi saya kasihan pada anak-anak saya (PSK). Tolong jangan ditutup (lokalisasi Dolly),” tukasnya. (*sindo)
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?" (HR. Muslim) [Sumber: bringislam.web.id]
Ia mengatakan, soal diterima atau tidak ibadahnya, karena menggunakan uang dari hasil melac*r untuk naik haji, itu bukan urusannya. Tapi urusan sang Pencipta. Ia mengklaim, yang terpenting baginya adalah niat.
Kepada wartawan sebagaimana dikutip Sindo, Siti mencurahkan isi hatinya. Dia mengaku terpaksa dan tidak pernah sebelumnya berniat menjadi pelac*r dan hidup di Lokalisasi Dolly, seperti nasib membawanya sekarang.
“Saya tidak tahan dengan suami saya. Akhirnya saya cerai. Setelah cerai, saya terpaksa membanting tulang menghidupi anak saya. Anak saya ada lima. Untuk bisa bertahan hidup, saya terpaksa menjadi PSK,” ujar Siti, kepada saat berbincang dengan wartawan Sindo, Kamis (12/6/2014).
Dengan mata berkaca-kaca, perempuan asal kota Malang ini mengaku, dari hasil melac*r dan melayani para pria hidung belang di Dolly, dia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga lulus kuliah.
Saat ini, masih ada dua lagi anaknya yang duduk di bangku SMA. Saat ini, Siti sudah tidak menjadi pelac*r.
Dia sudah naik pangkat menjadi mucikari, dan memiliki 17 anak buah (PSK). Hampir semua PKS yang bekerja untuknya adalah yatim piatu.
Diambilnya PSK dari yatim piatu ini dengan alasan, mereka butuh makan untuk hidup setiap hari, karena tidak ada lagi orangtua yang dapat menghidupi mereka.
“Saya harap, anak-anak saya ini (ke-17 PSK) nantinya bisa dapat suami yang baik dan dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Dengan begitu, mereka tidak lagi hidup dari Dolly,” katanya dengan suara serak.
Siti mengungkapkan, dalam waktu dekat, dia akan kembali berangkat ke Mekkah untuk melakukan umrah. Sebelumnya, Siti sudah pernah menunaikan ibadah Haji.
Ia mengklaim, kedatangannya ke Tanah Suci ini tidak hanya untuk tujuan ibadah, tapi juga mengharap barokah. Dia juga mengatakan, ingin menepis anggapan bahwa perempuan yang hidup di lokalisasi itu jauh dari agama.
“Saya mohon, tolong dengarkan curahan hati seorang janda ini. Saya hanya ingin bertahan hidup. Saya memang bukan seorang kiai, tapi saya kasihan pada anak-anak saya (PSK). Tolong jangan ditutup (lokalisasi Dolly),” tukasnya. (*sindo)
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?" (HR. Muslim) [Sumber: bringislam.web.id]
Silakan Copy Artikel yang ada di sini, tapi cantumkan sumbernya http://akhwatmuslimahindonesia.blogspot.com/